Aku punya teman sebangku waktu kelas VII. Dia suka menyanyi namun hanya sebatas suka. Yang kulihat dia pun jarang menyanyi. Sampai suatu hari aku mengajaknya masuk ke dalam ekskul paduan suara. Kita sangat akrab, sampai-sampai guru paduan suaraku sering tertukar memanggil namaku dan dia. Aku naik ke kelas 8, kita tidak lagi sekelas. Namun kita masih akrab di ekskul. Sampai kelas 9. Hingga saatnya SMA, aku harus pindah ke Malang dengan harapan menuntut masa depan yang lebih baik.
Namun aku salah, aku seakan menyilet hidupku sendiri. Menyakiti hidupku sendiri.. Aku putus cinta setelah aku pindah ke malang. Jarang main ke studio musik bersama sahabat se`bandku. jarang bertemu mereka. Di Malang, aku juga masuk ke dalam paduan suara, namun what the fuck, disini sangat tidak aktif, paduan suara hanya digunakan di upacara bendera hari senin, tidak pernah mengikuti lomba apapun, dan tampil wow hanya di wisuda sekolah. Gila, drastis banget perbedaan paduan suara smp dan sma. Di smp, setiap bulan diknas ataupun badan-badan lain selalu mengajak kita tampil. Lomba-lomba pun beruntun kita ikuti.
Dan yang paling nyesek selanjutnya adalah teman sebangkuku tadi mendapat nasib yang lebih beruntung dari aku. Paduan suara di sma-nya sangatlah maju hingga go to Internasional. Teman TK, SD dan SMP ku berkumpul di SMA itu terlebih di paduan suara itu. Paduan suara tempat berkumpulnya anak-anak famous dan paling diidolakan diantara ekskul lainnya bahkan drumband kebanggaan SMA itu sekalipun. Temanku itu tidak pernah lagi menghubungi ku, sms, mention atau yang lain. Dia sibuk dengan teman-teman barunya yang tak lain adalah teman masa kecilku Dan ada lagi yang nyesek, mantan pacarku yang penyebab putusnya adalah gara-gara aku pindah ke Malang, malah pacaran sama aanak paduan suara juga yang tak lain tetangga di rumahku yang lama.
Miris gak sih cerita ku dan paduan suara? Namun aku yakin YA ALLAH, bersusah-susah kemudian bersenang-senang kemudian itu bukan sekedar kata-kata namun benar-benar fakta Menyesek-nyesek dahulu berhura-hura kemudian. Aku yakin YA ALLAH!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar