Sebagian orang mungkin tak pernah memikirkan tentang
ubin. Padahal dia selalu ada di kehidupan kita setiap harinya. Ternyata ubin
menyimpan filosofi tntang kehidupan. Tidak percaya? Silahkan baca ini!
Ubin terbuat dari tanah yang lembek, basah, lemah dan
tidak bernilai. Namun setelah diolah ia akan menjadi bahan yang berguna dan
diharapkan memiliki kualitas yang baik agar memiliki nilai jual tinggi. Sama
seperti manusia yang diciptakan dari tanah. Apa sih berharganya tanah? Tapi
setelah Yang Maha Kuasa membuatnya menjadi manusia. Apa masih tak berharga?
Tentu tidak. Ubin yang diproses ada yang digunakan di lantai, di dinding, di
kamar mandi, kolam renang dan sebagainya. Tentu saja yang dipakai di dinding
lebih berharga daripada di kamar mandi. Tapi biar gimanapun bentuknya,
gimanapun mahalnya. Itu tetap ubin. Yang membedakan hanyalah kualitasnya. Sama
seperti manusia tak peduli dia kaya, miskin, rupawan, jelek, kurus, gemuk,
tinggi, pendek, cantik, jelek, semua tetap sama di hadapan Yang Maha Kuasa.
Semuanya tetap hambaNya. Yang membedakan hanyalah kualistasnya. Kualitas
kesucian diri seberapa sering mendekatkan diri padaNya. Seberapa cerdasnya kita
membuat hidup kita lebih berkualitas di mata Allah SWT. Namun perlu diingat
juga sebagus apapun ubin, suatu saat pasti ada masa dimana ubin itu kotor
bahkan retak, pecah dan lama-lama diganti dengan ubin yang baru. Pecahan ubin
itu akan dibuang ke sampah dibawa ke TPA dan akhirnya dibuang lagi ke tanah.
Sebaik apapun manusia pasti memiliki kelemahan dan manusia itu pada akhirnya
akan kembali pada-Nya.
“Tuhan memberikan banyak barang dikehidupan
kita bukan hanya untuk dijadikan pelengkap hidup, namun juga sebagai bahan
renungan. Setiap barang mempunyai filosofinya sendiri-sendiri agar kita lebih
memahami makna kehidupan – Redhika17”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar