Selasa, 06 Maret 2012

Bukan pacar tapi malaikat

Cerpen yang saya tulis buat tugas bahasa indonesia kelas X nih :D
-----------------------------------------------------------------------------------

Pagi yang dingin dan sepi. Terlihat seorang cewek duduk di kursi rotan di teras, Cessa namanya.  Cessa seorang cewek SMA yang merantau dari Bandung ke Jakarta. Dia adalah cewek yang cantik, ramah dan terkenal.  Dia sedang menunggu seseorang menjemputnya. Dia memainkan I-phone sambil dengerin lagunya . Tiba-tiba tiiiin tiiiiiin… bunyi klakson membuat Cessa dengan buru-buru bangkit dari duduknya.
“Pagi Cessaku” sapa Kiki
“Pagi juga Kikiku” balas dengan senyum manisnya Cessa
“Udah siap?” tanya Kiki
“Udahlah, yuk berangkat” ajak Cessa
“Yuk…”
Mereka berdua pun berangkat menggunakan Minerva-nya kiki. Mereka sekolah di SMAN 1 Jakarta sekolah paling elite di kota itu yang isinya anak-anak pinter semua.  Mereka udah lama berpacaran hampir dua tahun lamanya.  Lima belas menit akhirnya mereka sampai di sekolah.  Kiki memarkirkan Minerva-nya di parkiran sekolah dan menaruh helmnya dan helm Cessa di spionnya.
“Kuantar ke kelasmu dulu yuk” ajak Kiki
 “Oke deh”
Kiki mengantar Cessa ke kelasnya, kelas XI IA  5 kemudian Kiki ke kelasnya, XII IS 2. Di kelas Cessa sebangku sama Asti. Cessa tersenyum menyapa ke Asti. Baru aja Cessa masuk, Bu Irin guru BK yang terkenal gaul udah masuk kelas. Bu Irin pun memulai pelajaran
“Assalamualaikum  anak-anak”
“Wa`alaikumsalam” jawab murid-murid
“Hari ini materi BK adalah “introspeksi diri” tulis tentang kalian adalah orang yang gimana, hal-hal apa yang berkesan pada hidup kalian mulai dari kecil sampai sekarang, orang-orang yang berarti buat kalian, hari ini dikumpulkan”
Semua murid mengerjakannya. Tiga puluh menit berlalu Bu Irin berkata
“Sudah semua?”
“Sudah”
“Sekarang tutup mata kalian, bayangkan hal-hal yang kalian tulis tadi, begitu berartinya hal-hal itu, namun sudah 15 tahun kalian hidup, bisakah kalian membuat sesuatu yang berguna untuk orang lain? yang membanggakan, sudahkah? Tanyakan pada hati kalian”
Tiba-tiba bel berbunyi
“Yah…waktunya sudah selesai, buka mata kalian, jadilah orang yang lebih baik dan berguna agar hidup kita gak sia-sia”
Tiba-tiba Cessa berkata
“Keren bu…I like it”
“Iya bu keren abis berasa di SQ” tambah Asti
“Makasih ya anak-anak…minggu depan lebih seru lagi”
“Sekarang aja bu. Kalau mingu depan pasti kurang seru” kata Cessa
“Gak kok seru pasti”
“Ah ibu gak seru nih”
Bu Irin hanya membalas dengan senyum manisnya. Bu Irin memang tidak pernah berlebihan kelihantannya dia pendiam, namun dibalik itu semua dia adalah orang yang gaul, orang yang care sama muridnya. Beberapa jam berlalu saatnya istirahat. Kiki datang ke kelas Cessa
“Ces, ayo ke kantin”
“Ayo’
Di kantin…
“Mau makan apa?” tanya Kiki
“Bakso sama cappuccino aja deh”
“Oke, tunggu ya cantik”
“Ih apaan sih”
“Hehe”
Mereka makan sambil berbincang-bincang, Tiga puluh menit kemudian bel masuk berbunyi
“Yah cepet banget sih” keluh Kiki
“Udah ayo cepet masuk, daripada nanti kena poin”
Mereka berdua pun masuk kelas. Kelas kurang empat jam lagi. Di kelas Cessa pelajaran Biologi dua jam dan dua jam terakhir untuk jam Bahasa Jepang. Waktu pelajaran bahasa Jepang tiba-tiba I-phone-nya Cessa getar, ternyata si Kiki sms
-Halo Ces J
+Halo juga Ki, kok sms pas pelajaran, emang kamu lagi pelajaran apa?
-Lagi jam kosong
+Enak banget
-Kamu pelajaran apa?
+B. Jepang, tapi Cuma ngerjain tugas, aku udah selesai
-Mmh, nanti pulang kamu mau kemana?
+Langsung ke kos-an soalnya capek
-Bareng yuk?
+Yaudah bareng, tunggu di parkiran aja ya?
-Oke deh Cessa cantik
Teeeet… bel pulang berbunyi, Cessa pamit ke Asti untuk ke parkiran menemui Kiki
“Ti, duluan ya”
“Oke, ati-ati ya Ces. Bareng sama kak Kiki?”
“Iya, kamu juga ati-ati ya”
Cessa jalan ke parkiran dan disana Kiki udah nunggu.
“Udah lama nunggunya?” tanya Cessa
“Belum, yuk pulang”
Mereka berdua naik Minerva-nya Kiki. Cessa melihat-lihat pemandangan kota Jakarta yang panas dengan aktivitas penduduknya yang macam-macam. Sesampainya di kos-kosan…
“Aku masuk dulu ya, ati-ati kamu”
“Iya, met istirahat”
Kiki meninggalkan Cessa, Cessa pun masuk ke kos-kosannya dan langsung tidur. Pukul 19.00 Cessa sedang asyik fesbukan sambil browsing tugas di laptopnya. Dia wall to wall sama temen-temennya di bandung. Saat itu juga Cessa jadi kangen mamanya di Bandung, dia lalu berniat untuk pulang ke Bandung besok. Cessa kemudian menelepon mamanya.
“Halo Assalamualaikum ma’
“Wa`alaikumsalam Ces, apa kabar kamu?”
“Baik ma, mama gimana? Sehat kan?”
”Alhamdulillah sehat”
“Ma, aku besok mau pulang ya?”
“Iya, mama udah kangen sama kamu”
“Cessa juga ma”
“Jam berapa?”
“Pulang sekolah ma”
“Ati-ati ya nak”
“Iya ma pasti, udah ya ma aku cuma mau bilang gitu aja”
“Oh yaudah, pokonya ati-ati ya”
“Iya mamaku… Assalamualikum”
“Wa`alaikum salam”
Cessa pun lega setelah mendengar suara mamanya, kerinduannya yang mendalam pada keluarganya di Bandung setelah satu bulan dia gak pulang akhirnya besok dia akan pulang. Cessa anak yang mandiri tapi sangat sayang sama keluarganya. Beberapa menit kemudian ada sms dari Kiki
+Malem Cessaneta Aurora J
-Malem juga, Riezky Ramadhan J
+Lagi apa Ces?
-Lagi fesbukan sama ngerjain tugas, kamu lagi apa?
+Sms`an sama kamu aja
+Kok gak belajar? Bukannya 4 hari lagi kamu ada try out ya?
-Males ah
+Gak boleh gitu donk, katanya mau masuk hukum di UI.  Belajar donk, biar aku, keluarga kamu, temen-temen kamu dan semua orang itu bisa bangga sama kamu.
-Iya deh, maksih nasehatnya. Kamu emang pacarku yang paling cuantik J
+Janji ya mau belajar? Kaya anak kecil aja, belajar disuruh-suruh
-Iya deh janji, aku bakalan belajar biar bisa banggain semua orang termasuk kamu
+Gitu donk. Emang susah jadi presiden yang baik, menteri yang baik, pemimpin yang baik, tapi lebih susah buat jadi orang yang baik
-Wetseh…kata-katanya akan selalu aku inget itu
+Bagus kan?? Hehe J
-Bagus banget Ces, eh besok aku jemput jam 6 ya?
+Iya, tapi aku pulang ke Bandung besok
-Yah…aku pulang sendiri donk, ati-ati ya Ces?
+Iya. Ki…aku gak sabar nungguin 1 minggu lagi nih tanggal 14 Februari J
-Aku juga, hari paling special tuh
+Dua tahun kita jadian, duh gak kerasa ya Ki
-Iyah jadi makin sayang kamu
+Aku juga, makasih udah nemenin aku, maaf kalau aku punya salah selama dua tahun ini ataupun sebelumnya
-Aku juga mau minta maaf, kamu bener-bener cewek yang perfect banget deh Ces
+Makasih, tapi gak ada hal yang sempurna di dunia ini, kamu pasti nemuin yang lebih sempurna dari aku
-Iya, tapi bagiku kamu yang palimg sempurna
+Aku sayang kamu Ki, banget!
-Aku juga Ces banget-banget deh,  Kamu gak tidur?
+Ini mau tidur, aku tidur dulu ya Ki?
-Iya, met bobok Cessa, nice dream ya?
Cessa gak balas sms itu karena dia udah ngantuk berat.  Besoknya dia bangun dan berkemas barang-barang yang akan dibawanya pulang ke Bandung. Tiiiing tiiing tukang bubur lewat. Cessa memanggilnya
“Bang-bang, beli bubur’
“Oh ya, ini neng”
“Makasih ya bang, wah besok gak bisa ketemu abang nih, gak bisa makan buburnya abang”
“Mau kemana emang?”
“Pulang bang”
“Oh kirain mau kemana neng, yaudah saya lanjutin jualan lagi ya neng”
“Iya, makasih bang”
Abang tukang bubur itu hanya mengangguk sambil senyum dan meninggalkan Cessa. Setelah Cessa selesai makan buburnya, Kiki udah jemput. Cessa mengambil heml BMC-merahnya dan menghampiri Kiki.
“Ces, maaf nanti aku gak bisa nganterin kamu naik bis ke Bandung, soalnya aku kan jum`atan”
“Gak papa, kan aku bisa naik bis GR”
“Tapikan nanti jauh jadinya”
“Gak papa kok Ki”
“Duh maaf ya…’
“Iya, udahlah gak papa, berangkat yuk’
“Yaudah yuk”
Mereka berdua naik Minerva seperti biasanya, sesampainya disekolah Kiki memarkir minervanya di parkiran dan Cessa pun turun.
“Titip helm ya, bawa pulang aja, ambil aja juga gak papa” Cessa berkata sambil senyum
“Ya gak lah, nanti kamu pakai apa donk kalau aku ambil”
“Hehe, gak papa beneran”
“Terserah kamu deh Ces, hehe. Ayo ke kelasmu “
“Ayo”
Mereka berjalan melewati lorong-lorong. Jam masuk kurang tiga puluh menit. Mereka duduk di depan kelas Cessa berdua sambil ngobrol-ngobrol.
“Ces, kamu kan besok balik dari Bandung, malem-malem jalan yuk?”
“Ayo”
“Sip deh”
Tiba-tiba ada Asti yang jail lewat
“Ciyeee ciyeee” goda Asti yang lalu langsung masuk kelas
Cessa hanya tersenyum. Biasanya Cessa langsung nyolot, tapi hari ini gak. Kiki heran, lalu tanya ke Cessa
“Tumben kamu gak nyolot?”
“Biarin deh, masa seumur hidup aku harus nyolot setiap dia gangguin kita”
Teeeet…pembicaraan mereka terputus oleh bel masuk.
“Aku ke kelasku dulu ya Ces”
“Oke deh, ati-ati, sayang kamu Ki” Cessa mengucapnya dengan senyum
“Sayang kamu juga Cessaetta Auroraku yang cantik, hehe”
Kiki pergi ke kelasnya dan Cessa pun masuk kelasnya. Di kelas dia diam dan gak seperti biasanya. Asti pun tanya
“Kenapa Loe?”
“Gak papa kok, All iz well
“Oh, kirain ada apa”
Setelah berjam-jam dia sekolah, karena itu hari jum`at jadi gak ada istirahat. Cessa langsung pulang dan pamit ke Asti
“Ti, pulang dulu ya soalnya aku ke Bandung nih”
“Ati-ati ya Ces”
Cessa hanya senyum dan pergi meninggalkan Asti. Cessa lari ke perempatan dekat sekolah untuk naik bis GR. Di dekat pintu gerbang dia ketemu Kiki
“Ces, aku mau jum`atan dulu ya, ati-ati kamu, aku gak mau kamu kenapa-kenapa”
“Iya, sekalipun aku kenapa-napa tapi aku tetap sayang sama kamu”
“Aku juga”
Cessa lagi-lagi membalas dengan senyum dan meninggalkan Kiki. Beberapa menit kemudian dia sampai di perempatan dan saat dia akan menyeberang jalan raya yang lumayan padat, tiba-tiba bus berkecepatan tinggi menabrak Cessa. Orang-orang di sekitar jalan itu berusaha menolong Cessa, namun Cessa tak dapat tertolong. Dia meninggal dunia. Ada sesorang yang mengambil I-phone dan dompet Cessa yang kemudia menelepon rumah Cessa. Mama Cessa syok dan pingsan. Mama Cessa sangat terpukul dengan keadaan ini. Dia harus menerima kenyataan bahwa anak perempuan satu-satunya telah tiada. Mama Cessa dan Mas Rai, kakak Cessa ke Jakarta untuk mengurus jenazah Cessa. Sesampainya di Jakarta Mas Rai langsung menelepon Kiki. Kiki tidak percaya akan hal ini. Dia kemudian ngebut ke Rumah Sakit tempat jenazah Cessa. Dia berlari ke ruangan, sesampainya disana dia melihat mama Cessa yang menangis yang berusaha ditenangkan oleh papa Cessa. Dan Mas Rai yang kemudian mandatangi Kiki dan menariknya menuju samping Cessa yang sudah berbaring kaku. Kiki membuka kain penutup dan ternyata memang benar, dia adalah Cessa. Kiki tak mengucapkan satu patah kata pun dia langsung berlari keluar rumah sakit dan ngebut kerumahnya mengunci diri di kamar dua hari, tidak makan, tidak sekolah, dia hanya berdoa dan memikirkan Cessa. Kenapa harus secepat ini?. Dua hari dia terus seperti itu sampai akhirnya dia ingat hari itu adalah tanggal 14 Februari, hari yang ditunggu-tunggu oleh Cessa. Dia pun menulis sepucuk surat dan pergi ke makam Cessa di Bandung. Dengan memakai kaos couple-nya dengan Cessa, dia pergi ke makam dan memegangi batu nisan Cessa dengan menangis. Dia berdo`a dan meletakkan surat yang ditulisnya di atas makam Cessa. Ini adalah surat dari Kiki untuk Cessa

Dear, Malaikatku….
Cessanetta Aurora, kenapa kamu pergi secepat ini?? Padahal hari ini, tanggal 14 Februari adalah hari jadi kita yang ke dua tahun. Kemarin seharusnya kita jalan-jalan malam mingguan. Aku gak nyangka hari jum`at kemarin adalah hari terakhirku ketemu kamu. Kenapa kamu ninggalin aku? Maaf…aku gak bisa hadir di pemakaman kamu. Terlalu sakit bagiku. Ingin rasanya aku hilang ingatan biar aku gak inget lagi sama kamu. Aku akan selalu inget pesen kamu yang suruh aku buat belajar supaya aku bisa sukses. Aku akan banggain semua orang demi kamu Ces… Aku juga akan berusaha jadi orang yang baik. Kemarin, dua tahun yang lalu, besok, sepuluh tahun lagi, seratus tahun lagi aku akan tetap selalu cinta dan sayang sama kamu. Aku akan penuhin janjiku untuk kamu Ces… Kamu bukan pacarku tapi kamu adalah malaikat yang dikirim Allah untuk membuat hidupku dan aku lebih baik. Terima kasih udah datang di hidupku dan membuatnya lebih baik. Yang tenang ya disana… aku, keluargamu, sahabatmu, kita disini akan selalu berdo`a untukmu… See you in heaven…
14 Februari 2011
Orang yang hidupnya kamu ubah jadi lebih baik
With Love
 ___Riezky Ramadhan___

Sejak saat itu Kiki berjanji, pada dirinya sendiri untuk menjadi orang yang baik dan berguna bagi semua orang. Dia akhirnya diterima di UI dan hidupnya sukses, tapi dia tidak pernah melupakan Cessa. Dia selalu datang ke makam Cessa bersama keluarganya sekarang.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar