Selamat malam Anda yang terhormat yang membuat saya penat :)
Apa kabar? Semoga baik ya. Ini ada pesan dari saya, tolong
dibaca siapa tahu surat ini bisa Anda jadikan cermin dan mengintrospeksi diri
anda agar lebih melihat peka tentang keadaan sekitar anda. Tidak ada maksud
apa-apa, hanya mengingatkan saja. Untuk bagian akhir saya serahkan sepenuhnya
kepada Anda, silahkan anda menyimpulkan sendiri tentang maksud surat ini.
Semoga Anda pintar :)
“Sebuah cerita tidak
akan bisa menjadi cerita yang utuh dan bisa diceritakan jika tidak ada yang memulai menulis lembar
pertamanya. Maukah menulis bersama? Mungkin cerita tentang kita? Kalau tidak, itu
bukan masalah, itu hak Anda. Maaf sudah menjadi tokoh tak diundang ke buku
cerita anda dan baiklah bagaimana kalau saya akan pergi sekarang saja. Tetapi ingat, cerita tentang kita belum
tertulis dan belum mencerita. Jika suatu hari anda ingin membuat cerita itu,
mulailah menulis dulu. Tidak etis dan tidak pantas kalau wanita yang harus memulai
menulis, sekalipun emansipasi dan modernisasi sudah mendunia. Jika anda tidak
ingin memulai menulis cerita, jangan membuka buku lalu membiarkannya terbuka
terlalu lama untuk menunggu kepastian yang tidak pasti , buku itu lama-lama
akan usang, berdebu, kotor, rapuh, karena
ketidakpastian anda. Segeralah menulis atau
silahkan tutup bukunya. Kepastian, bukan harapan. Jangan buka bukunya jika Anda
tidak benar-benar yakin untuk menulis ceritanya.”
Sudah? Bagaimana? Cukup mencolek Anda? Cukup membuat Anda
lebih paham tentang keadaan? Cukup membuat Anda menyadari apa yang terjadi?
Cukup? Ya sudah, Terima kasih :)
Malang, 28 Januari 2013, Tertanda
Sebuku yang menunggu kepastian bukan harapan
masih bisa pantas dan etis kok. Khadijah jg dtg duluan ke Muhammad ;)
BalasHapusTapi sayangnya saya Era Mardhika bukan Khadijah. Jauh bedanya :') Lagi pula saya masih remaja kak, masih labil. Suratnya saya kira sudah tidak berlaku lagi sekarang hehe
Hapus