Selasa, 24 April 2012

Dia bernama... Cinta


Waktu itu aku tersesat dalam sebuah perjalanan menuju kedewasaan diri. Aku tersesat di sebuah tempat yang sangat jauh dari tempatku sekarang, semuanya terasa sangat asing bagiku. Semua orangnya, rumah-rumahnya, toko-tokonya, jalan-jalannya, semuanya terasa berbeda dengan masa kecilku. Saat aku bingung ada beberapa orang yang mendekatiku.
Orang pertama yang tak menyebutkan namanya berkata bahwa aku sekarang, sedang berada di dunia pubertas. Dimana semua hal dalam hidupku sedang mengalami masa transisi. Banyak hal baru yang akan menghampiriku katanya. Transisi? Hal baru? Apa? Apasih itu?
Orang keduapun datang, dan masih tak meneybutkan namanya. Katanya di masa ini aku akan menemui banyak hal, banyak orang yang akan mengubah hidupku, banyak orang yang akan memberikan pelajaran padaku. Pelajaran? Apa lagi ini? Aku semakin tak mengerti dengan orang-orang ini. Apasih maksudnya? Udah tau orang bingung, masih aja ditiban kata-kata yang semakin tak kumengerti. Tapi mungkin kata orang kedua ini benar, karena bebrapa saat setelah itu aku didatangi seseorang eh bukan orang tapi sesuatu

(D : Dia, A:Aku)
D : Hai era… J
A : eh iya, lho kamu kok tahu namaku?
D : Akt memang tahu semua hal yang paling misterius, yang tak banyak diketahui orang termasuk namamu
A : Em..
D : Sudahlah, tak usah bingung begitu, oh iya perkenalkan namaku Cinta
A : Cinta?
D : Iya cinta
A : Oh kamu yang namanya cinta, dulu banyak orang pernah berkata bahwa suatu saat semua orang pasti mengenal cinta. Jadi kamu toh cinta itu. Kata orang-orang sih cinta itu menyenangkan tapi kenapa ada orang yang bilang ada cinta yang menyakitkan ya?
D : Bukannya aku tadi sudah bilang bahwa aku memang misterius, begini saja. Coba deh biarkan aku ada di hidup kamu selama beberapa hari ini saja, walaupun sebenarnya aku telah ada buat kamu sebelum kamu lahir hingga kamu tiada nanti.
A : Tunggu-tunggu, kamu ngomong apasih? Aku benar-benar gak mudah mencerna kata-kata kamu cinta…
D : Hahaha… begini saja, rasakan bagaimana kamu mencoba mengenal akrab denganku, baru kamu bisa mengerti segalanya. Ya walaupun tak banyak yang akrab denganku
A : caranya?
D : mulai sekarang biarkan aku ada dihidupmu selamanya ya? Pasti kamu dapat pelajaran hidup banyak banget dari aku
A : Em… ya udah deh kalau itu bisa membuatku lebih baik
D : Anggap aja aku ini teman ya… Teman yang baru saja kamu kenal, walaupun aku akan mengajarimu berbagai hal tapi jangan jadikan aku guru. Jangan pernah berguru pada cinta!
A : Baiklah

***
Setelah cukup lama aku mengenal cinta, aku baru merasa dia ternyata menyenangkan. Aku berkata padanya
A : Cinta, kamu itu indah ya… kamu melukis hari-hariku menjadi lebih berwarna. Makasih cinta. :D. Makasih telah mengajariku berbagai hal hidup. Kamu memang guru terbaik. Aku belum pernah merasakan sesuatu seperti ini. Mungkinkah ini yang orang namakan “cinta”? Aku sudah benar-benar kenal dengan cinta, bagiku kamu gak misterius kok cinta buktinya aku sudah mengenalmu baik J

Namun lama kelamaan, kebahagiaan itu betubah menjadi sebuah kesedihan yang luar biasa. Akupun berkata pada cinta
A : Cinta… kenapa kamu berubah jahat? Kenapa? Kenapa kamu membiarkan aku sedih. Kenapa kamu tidak sepenuhnya ada di hidupku lagi? Kenapa aku jadi susah mengenal cinta lagi?
D : Itu semua salahmu
A : Salahku?
D :Ingat pertama kita bertemu dulu? Aku sudah bilang, jangan pernah anggap aku sebagai guru. Jangan pernah berguru padaku. Anggap aku sebatas teman yang baru kamu kenal. Teman yang baru kamu kenal itu misterius. Dia bisa saja menjadi baik padamu atau menjadi jahat padamu. Aku kan sudah bilang aku misterius, jadi jangan pernah anggap kamu kenal akrab dengan aku. Jangan pernah anggap kamu kamu bisa menebak cinta. Cinta itu misterius. Misterius!
A : Aku benci kamu cinta! Kamu telah membuat hidupku berantakan!
Benci? Haha, kamu pikir hanya kamu yang pernah bilang seperti itu? Semua orang di dunia pernah bilang seperti itu kok. Dan masalah membuat hidupmu berantakan? Kenapa menyalahkan aku? Itu kan salahmu yang salah menyikapi cinta. Sekarang, kamu boleh membeciku tapi suatu saat kamu akan mengharapkanku kembali, dan aku akan memberikan kebahagiaan seperti yang kemarin kapan saja aku mau.  Jangan pernah mencoba membenci cinta, semakin kamu membenci cinta semakin berantakan pula hidupmu. Aku juga akan datang dan pergi ke dalam hidupmu semauku.

Aku hanya diam, marah, sedih, kecewa, terkejut, semua rasa berkumpul menjadi satu dalam diriku. Aku tak menyangka, dia mengubah hidupku semudah membalikkan telapak tangan. Hidupku setelah aku mengenal dia terasa sangat berbeda dengan hidup masa kecilku dimana aku belum mengenal cinta. Banyak kebahagiaan, kesedihan, pelajaran, pengalaman yang dia berikan padaku. Dia yang kukenal beberapa waktu kemarin itu benar-benar mengubah hidupku. Dia bernama…Cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar